PROBOLINGGO - Rangkaian panjang Radar Teen Competition 2008 dipungkasi malam ini. Melalui acara Radar Teen Party with IM3 Part Two di halaman kantor Radar Bromo nanti akan diumumkan para pemenang lima kategori utama dan dua kategori tambahan dalam kompetisi ini.
Lima kategori utamanya yakni The Best Content, The Best Features, The Best Design, The Best Photo dan The Best Application of Journalistic Theory. Para juara lima kategori tersebut berhak mendapat hadiah uang pembinaan masing-masing Rp 2,5 juta plus trofi dan piagam.
Sedangkan dua kategori tambahannya, yakni The Most Favorite dan tiga produk media sekolah yang mendapat predikat The Best School News Media. Karya Radar Teen peraih predikat The Most Favorite akan mendapatkan hadiah uang pembinaan Rp 2,5 juta dan piagam. Lalu, tiga media sekolah peraih predikat The Best School News Media berhak mendapatkan hadiah uang pembinaan masing-masing Rp 750 ribu plus piagam.
Dalam Radar Teen Competition 2007 lalu, kategori The Best Design dimenangkan oleh SMA Maarif NU Pandaan. Kategori The Best Content dimenangkan oleh MA Riyadlus Sholihin Probolinggo. Kategori The Best Features dimenangkan oleh
SMA Taruna Dra Zulaeha Leces Probolinggo. Kategori The Best Application of Journalistic Theory diraih oleh SMAK Mater Dei Probolinggo. Sedangkan kategori Radar Teen The Most Favorite disabet SMA Taruna Dra Zulaeha Leces.
Nah, apakah tim-tim yang berjaya di Radar Teen Competition 2007 lalu masih bisa bertahan meraih prestasi tahun ini? Ataukah kategori-kategori itu dimenangkan oleh tim-tim baru? "Cari tahu jawabannya dengan cara menyaksikan langsung acara Radar Teen Party malam ini di kantor Radar Bromo mulai pukul 18.30," kata Yudi, ketua panitia.
Pengumuman pemenang Radar Teen Competition 2008 malam ini akan dimeriahkan juga sejumlah grup band dari IM3 community. Lalu ada juga penampilan grup band Violet. Selain itu, akan ada juga dance persembahan kelompok Lodestar dari SMAN 2 Probolinggo. (yud)Sabtu, 20 Desember 2008
dikutip dari : http://www2.jawapos.co.id/radar
PROBOLINGGO - Lomba menulis surat yang diselenggarakan Pemkab Probolinggo sampai pada babak akhir. Kemarin, tim juri tuntas melakukan penilaian. Telah terpilih 12 juara.
Dari 12 gelar ini, 3 di antaranya disabet pelajar dari lembaga pendidikan Taruna Dra Zulaeha Leces. Yakni juara pertama tingkat SD atas nama Cahyaningtyas Sekar Wahyuni, juara tiga tingkat SMP atas nama Gibbie Nandhini, dan juara satu tingkat SMA atas nama Paramitha Tri Ratna (selengkapnya lihat tabel).
Sebagaimana diketahui, lomba ini digelar Pemkab Probolinggo dalam rangka peringatan hari jadi Provinsi Jatim ke-62. Untuk momen ini, pemkab menyelenggarakan lomba menulis surat kepada Gubernur Jatim atau Bupati Probolinggo. Lomba menulis surat itu dibagi dalam tiga kategori. Yakni, SMA/SMK/MA, SMP/MTs dan SD/MI.
Selama 19 November hingga 10 Desember, terkirim lebih dari 400 surat. Masing-masing 70 surat untuk kategori SD/MI, 226 surat untuk kategori SMP/MTs, dan 122 surat untuk kategori SMA/MA.
Menulis surat memang bukan perkara mudah. Dalam proses penilaian tim juri, ditemukan banyak hal menarik. Ada peserta yang mengirim surat seperti menulis teks pidato. Ada yang menulis panjang dan mendayu-dayu sampai dalam satu surat itu hanya ada satu paragraf.
Ada yang menulis surat tak ubahnya menulis artikel. Lalu, ada juga yang menulis surat dengan kalimat pengantar bak orang hendak berceramah. Tapi, dari ratusan surat itu, tetap surat-surat istimewa yang akhirnya ditetapkan sebagai juara.
Nisil Latifah dari SMPN 1 Kotaanyar, misalnya, diputuskan menjadi juara untuk kategori SMP karena suratnya terbilang paling orisinal, lugu, sekaligus lucu. Surat Nisil sanggup membuat pembacanya terpingkal.
Sebut saja cara Nisil berkisah tentang kesulitannya saat setiap hari bersekolah. Ia harus menempuh perjalanan jauh, dan melewati jalan "tol". Tapi, jalan "tol" yang dimaksud Nisil adalah jalan "tol ngantol" alias geronjal-geronjal.
Ketika umumnya surat yang terkirim berisi pujian, permintaan, atau usulan yang terdengar sangat melangit, surat Nisil mampu memberi kesegaran. Ia juga minta, tapi dengan cara yang sangat lugu.
Hadiah untuk para juara dalam lomba ini diserahkan Senin (17/12) di alun-alun Kraksaan. "Bertepatan dengan peringatan Hari Aksara Internasional," terang Kabag Infokom Tutug Edi Utomo.
Kabar gembiranya, panitia memutuskan menambah kategori juara dalam lomba ini. Yakni tiga juara untuk kategori favorit. Masing-masing dipilih satu pemenang untuk tiap tingkat (SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA).
Salah satu yang berhasil menjadi juara favorit adalah Ismi Azizah dari SMPN Satu Atap Gili Ketapang. Isi suratnya sungguh menggelitik. Dia menceritakan kondisi sekolahnya yang kekurangan bangku. Sementara, bangku yang ada pun tidak baik untuk kesehatan. Murid jadi terlalu menunduk karena kursi lebih tinggi dari meja.
Ismi lantas menceritakan, karena keseringan duduk tidak dalam posisi sempurna di kelas, fisik teman-temanya terpengaruh. Dalam kondisi biasa, teman-temannya tetap tidak bisa duduk sempurna. Ia khawatir teman-temannya terserang penyakit tulang (kifosis dan lurdosis). (yud)
Juara Lomba Menulis Surat
SD/MI
1. Cahyaningtyas Sekar Wahyuni (SD Taruna Leces)
2. Rahma (SDN Kotaanyar I)
3. Salsha Zuhriyah (SDN Gending I)
SMP/MTs
1. Nisil Latifah (SMPN 1 Kotaanyar)
2. Neneng Suhen (SMPN 2 Tongas)
3. Gibbie Nandhini (SMP Taruna Leces)
SMA/MA
1. Paramitha Tri Ratna (SMA Taruna Leces)
2. Siti Fatihatus Zahra (SMA Tunas Luhur Paiton)
3. Nurbaity Fahma (SMKN 1 Kraksaan)
dikutip dari : http://www.indopos.co.id
Juara Favorit
Dewi Kumalasari (SDN Maron II)
Ismi Azizah (SMPN Satu Atap Gili Ketapang)
Siti Zulaikhah (MA Model Zaha Genggong)
SMA Taruna Dra. Zulaeha dari Yayasan Pedidikan dan Kesejahteraan Keluarga Kertas Leces (YPKK) merupakan salah satu sekolah favorit di kalangan masyarakat Kabupaten dan Kota Probolinggo. Hal ini karena beberapa prestasi siswa dan sekolahnya yang telah berhasil diraih, telah mampu memberikan kepercayaan kepada masyarakat Probolinggo dan sekitarnya untuk mempercayakan bimbingan pendidikan formal putra putrinya mulai tingkat Taman Kanak-kanak sampai tingkat Sekolah Lanjutan Atas, bahkan saat ini YPKK juga telah melengkapi fasilitas pendidikan formal ini hingga ke jenjang Akademik, yaitu Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK Taruna).
Prestasi akademis yang cukup membanggakan yang pernah diraih SMA Taruna dalam 3 tahun terakhir ini (utamanya dalam perolehan nilai UAN), antara lain Peringkat 1 se Kab. & Kota Probolinggo perseorangan Program IPA (Tahun 2004/2005), Peringkat 10 Jawa Timur untuk nilai rata-rata siswa Program IPS, Peringkat 1 se Kab & Kota Probolinggo perseoranga Program IPS, dan Peringkat 1 & 2 se Kab. & Kota Probolinggo perseoranga Program IPS (tahun 2005/2006).
Sedang beberapa prestasi non akademis, baik tingkat Kabupaten & Kota Probolinngo maupun Jawa Timur sudah menjadi langganan bagi siswa siswi SMA Taruna untuk menorehkan predikat terbaiknya. (Daftar Prestasi bisa dilihat dalam Data Tambahan)
Prestasi lanjutan yang juga merupakan target para Pengasuh dan Pembimbing Sekolah SMA Taruna Dra. Zuleha yang selalu tercapai setiap tahun, bahkan tidak jarang di atas target, adalah prosentase penerimaan alumnus yang bisa menembus Perguruan Tinggi Negeri, baik melalui jalur PMDK, UMUM maupun SPMB. Dan tidak sedikit pula yang karena prestasi akademisnya, berkesempatan untuk melanjutkan pendidikan di Luar Negeri, seperti Malaysia, Singapura, Jerman, Belanda, Australia dan beberapa negara maju lainnya.
Sumber : Metrotvnews.com , 2 Juli 2007
dikutip dari :http://portal.bumn.go.id/kertasleces
Innovative material Engineering 2008
JUARA I
SMAN 1 Pamekasan
Team: 1. Qurrota A'yuni 2. Alvida yunita 3. Erien Pradyta
Judul: Potensi Kulit Jeruk Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Bioplastik
JUARA II
SMA Taruna Dra. Zulaeha Probolinggo
Team: 1. Toto Garry S.B. 2. Dinda Mukarromah 3. Dewi Hermawati
Judul: Kombinasi Kotoran Sapi dan Limbah Padat Kertas
Sebagai Bahan Bakar Alternatif
JUARA III
SMAN 4 Sidoarjo
Team: 1. Elok Sundus 2. Novarina Martalia 3. Firdaus Su'udiah
Judul: Pemanfaatan Limbah Tebu Sebagai Bahan Bakar Alternatif
JUARA HARAPAN
SMAN 1 Ponorogo
Team: 1. Dwi Widayat 2. Syariful Musyarofah 3. Rika Fikria R.
Judul: Pemanfaatan Batu Kapur
Sebagai Reduktor Gas Beracun Sisi Pembakaran Sampah
Selamat Kepada Para Pemenang IMEC 2008
Besar Baktimu Kepada Negeri Ini
sumber : http://www.hima.material.its.ac.id/
Wednesday, 13 June 2007
Nyaris bulat nilai yang didapat. Dengan nilai utuh 10 untuk matematika dan bahasa Inggris ditambah 9,8 untuk bahasa
Indonesia, Vit Zuraida menjadi pemegang nilai ujian nasional (unas) terbaik untuk Jurusan IPA SMA se-Jawa Timur.
Menjadi yang terbaik dengan nilai rata-rata 9,93 membuat gadis ini masih terkaget-kaget ketika diberi ucapan selamat.
Mata Vit, begitu gadis berkerudung ini biasa dipanggil, berbinar ketika para guru menyalami. Sesekali kedua tangannya
ditutupkan ke wajah. Agaknya perasaan Vit masih kacau. Sejurus kemudian dia mengusap wajahnya dan mulai tenang.
Senyumnya mengembang.
Walau mengaku tak menyangka akan menjadi peraih nilai unas terbaik di Jawa Timur, teman-temannya di SMA Taruna
Dra Zulaeha Leces, Kabupaten Probolinggo, sudah menjagokan. Menurut mereka, Vit biasa menjadi tutor sebaya.
Belajar dari Vit lebih mudah dicerna karena dia tidak pelit ilmu dan bisa menjelaskan dalam bahasa sederhana.
“Nilai ulangan hariannya selalu seratus,” kata Nandra Kurniawan SPd, wali kelas XII IPA I.
Porsi belajar putri sulung pasangan Sugianto dan Siti Munawaroh ini memang cukup 'mengenyangkan'. Setelah
disibukkan dengan padatnya kegiatan belajar di sekolah yang rata-rata 11-12 jam sehari, Vit masih menambah porsi
belajar mandiri sekitar 1-2 jam untuk membaca dan mengerjakan tugas. Jadwal sekolahnya dimulai pukul 06.30 WIB
hingga pukul 16.30 WIB.
Dengan jadwal harian yang padat itu tidak ada acara pacaran dalam agendanya. Yang ada di benaknya hanya
konsentrasi belajar. Pacaran harus dicoret dari daftar.
“Yang ada di sini hanya bagaimana caranya supaya saya bisa menjadi pintar dengan belajar,” kata Vit
sambil menepuk pelan keningnya.
Urusan perasaan pada lelaki disingkirkan jauh-jauh. Dengan polos gadis ini mengaku tidak ingin mengecewakan
orangtuanya, terutama ayahnya yang menjadi karyawan PT Kertas Leces.
“Lagipula sekolah ini memang tidak membolehkan siswanya pacaran. Ya sudah, saya ingin menjadi kebanggaan
keluarga dengan hanya konsentrasi memikirkan sekolah,” ungkap gadis yang lahir 9 Januari 1989 ini.
Setelah seharian di sekolah karena SMA ini memakai sistem full day school, tak ada banyak waktu untuk bersantai.
Tugas dan ulangan harian sudah menunggu esok hari. Tak heran bila setelah pulang sekolah ditambah menyelesaikan
tugas dan belajar, Vit memilih tidur.
“Sudah capek pulang sekolah. Kalau selesai belajar saya tidur. Biasanya pukul 20.00 WIB,” aku gadis
yang suka membaca segala macam artikel di media ini.
Paling telat dia terlelap pukul 21.00 WIB. Waktu libur pun digunakan bersama keluarga. Rutinitas seperti ini sudah
menjadi menu Vit karena sejak TK tidak beranjak dari lingkungan sekolah di bawah Yayasan PT Leces.
Mungkin kesehariannya tidak begitu populer di mata anak-anak muda sekarang tetapi Vit membuktikan dengan caranya
dia berhasil meraih impian. Tidak hanya menjadi yang terbaik di Jawa Timur, juga karena dia sudah diterima lewat jalur
Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) di Jurusan Ilmu Komputer, Universitas Indonesia.
Walau tidak selalu menjadi juara satu sejak masuk sekolah ini, Vit selalu masuk kelompok tiga besar terbaik. Dengan
lingkungan yang dikondisikan untuk bersaing dalam pelajaran, tak heran bila sekolah yang ada di bawah naungan Yayasan PT Leces sekarang panen besar. Selain Vit Zuraida menjadi yang terbaik, ada 63 siswa lainnya yang sudah
diterima lewat jalur PMDK di sejumlah perguruan tinggi negeri di Indonesia. Empat siswa di antaranya resmi menjadi
mahasiswa di Malaysian Multimedia University
***
SMA Taruna Dra Zulaeha Leces berdiri 1975. Mengadopsi segitiga emas pendidikan yang merangkul orang tua, guru,
dan siswa, SMA ini membuka komunikasi agar orang tua tahu perkembangan anak didiknya melalui buku laporan
kegiatan siswa. Sebaliknya, siswa juga berhak mengkritik guru apabila kegiatan belajar-mengajar tidak sesuai dengan
jadwal akademik sekolah.
“Kami menerapkan daily test, yaitu setiap hari siswa diberi ulangan harian dan tugas,” ungkap Drs Sugeng
Haryono, Kepala SMA Taruna Dra Zulaeha Leces, di ruang kerjanya yang sederhana.
Selain itu, para guru di SMA yang menjalankan shalat sunnah Dhuha di pagi hari sebagai rutinitas ini juga menekankan
disiplin tinggi melalui sistem poin. Hukuman yang diberikan sesuai dengan jumlah poin kesalahan yang dilakukan siswa
dan wajib diketahui orang tua.
Vit yang lugu dan selalu ada di tengah keluarganya, 2 Juli nanti akan berangkat ke Universitas Indonesia, Jakarta.
Babak baru sudah ada di depan mata. Dunia yang mungkin sangat berbeda dengan disiplin yang diterimanya di
Probolinggo akan membuatnya matang.